Home Solusi Metafisika Energi Metafisika Dalam Chemistry Cinta & Jodoh Manusia

Energi Metafisika Dalam Chemistry Cinta & Jodoh Manusia

by admin

Adakah Energi Metafisika dalam Chemistry Cinta?

Energi Metafisika adalah suatu yang tidak terlihat, namun bisa dirasakan. Demikian juga cinta, tidak terlihat namun bisa dirasakan. Lantas apa itu chemistry cinta? Bagi orang awam membicarakan chemistry adalah hal tidak biasa. Namun kebanyakan dari mereka paham bahwa chemistry menyangkut rasa dihati. Dan dalam kenyataan chemistry mengalir begitu saja dan sepertinya manusia tidak mampu mengaturnya. Mau mengalir kepada siapa? Kapan? Dimana? Semua diluar kesadaran manusia. Dari fakta itulah dapat kita rasakan adanya energi metafisik yang bekerja dan energi tersebut menggerakkan chemistry cinta pada seseorang yang bahkan belum kita kenal sebelumnya.

 

Energi Metafisika

 

Fakta tersebut bisa dijelaskan secara ilmiah. Benarkah ada energi metafisika dalam perasaan cinta seseorang? Perasaan cinta dan kasih sayang tulus dan mendalam dari seseorang kepada orang lain tidak terlepas dari peran senyawa-senyawa kimia dan juga hormon tertentu. Senyawa kimia tersebut bernama senyawa feromon dan hormon yang terlibat dalam perasaan cinta adalah hormon oksitosin yang biasa dikenal sebagai hormon cinta.

Dari jalinankata.wordpress.com dijelaskan bahwa feromone (pheromone) berasal dari bahasa Yunani. Yaitu phero yang berarti pembawa dan Mone berarti sensasi. Jadi feromone adalah senyawa kimia pembawa sensasi. Senyawa feromone sendiri merupakan substansi kimia yang berasal dari kelenjar endokrin dan digunakan oleh mahluk hidup untuk mengenali sesama jenis, individu lainnya, dan membantu proses reproduksi. Sedangkan hormon oksitosin merupakan zat kimia yang diproduksi oleh otak dan dikeluarkan oleh kelenjar pituitary yang berperan dalam menguatkan ikatan hubungan antar sesama.

Baca juga: Cara Menemukan Jodoh Dengan Bioenergi

Energi Metafisika dalam Hubungan Cinta dan Jodoh

Pada prinsipnya jodoh merupakan ikatan hubungan yang penuh misteri. Karena itu dalam agama pun perihal jodoh merupakan kuasa Tuhan. Artinya ada energi yang menghubungkan kenapa seseorang bisa menjadi jodoh bagi orang lain. Dan fenomena jodoh ketika di dalami secara ilmiah sangat menarik dan memberikan sebuah pemahaman baru adanya keterkaitan energi, hormon dan isi hati (perasaan). Energi yang menghubungkan manusia bertemu jodohnya tidak dapat dilihat kasatmata sehingga disebut Energi Metafisika. Sementara itu adanya chemistry dalam cinta diakibatkan adanya reaksi energi dan bekerjanya senyawa kimia yang terhubung pada perasaan.

Chemistry tidak mudah dipahami  karena menyangkut rasa dalam hati manusia. Bahkan manusia tidak mampu mengatur dan mengendalikannya. Mungkin kita bisa melihat suatu yang menarik karena secara fisik terlihat indah dan cantik. Namun rasa ketertarikan itu belum tentu bisa menjadi chemistry cinta. Apalagi menjadi hubungan perjodohan. Mengapa bisa begitu? Karena energi metafisika yang mengalir dalam perasaan hati manusia frekuensinya berbeda. Dimana chemistry cinta akan bisa memunculkan ketertarikan satu sama lain ketika frekuensinya selaras atau seimbang dan lebih rendah.

Ketika frekuensi energi dalam chemistry cinta itu tidak selaras, maka bisa jadi perasaan cinta akan bertepuk sebelah tangan. Dan apabila dipaksakan dalam sebuah ikatan lebih tinggi seperti perjodohan atau pernikahan, maka tidak bisa langgeng. Secara ilmiah perasaan cinta dan kasih sayang antara dua insan tidak terlepas dari peranan senyawa kimia feromon yang membentuk rasa cinta. Ia hanya bisa dirasakan maka banyak orang bilang cinta tidak dapat dipaksakan.

Quote Energi Metafisika Cinta

 

Energi Metafisika

 

“Cinta tidak datang dari kedekatan yang lama atau pendekatan yang tekun & terus menerus. Karena cinta adalah kecocokan jiwa. Jika dari mula Cinta tidak pernah ada, maka Cinta tidak akan pernah tercipta dalam hitungan tahun bahkan milenia”.

Quote tentang cinta diatas memberikan kita sebuah pesan bahwa perasan cinta digerakkan oleh energi illahi, energi metafisika yang memang tercipta atas kuasa sang Maha Tinggi. Yaitu Allah SWT, pencipta alam semesta dan sumber energi tertinggi yang telah memberikan energi pada insan ciptaannya. Termasuk energi pada perasaan cinta, energi yang memunculkan daya tarik alamiah pada manusia. Juga Energi yang menggerakkan perasaan cinta dimana energi itu sudah memiliki arah dan signalnya sendiri berdasarkan frekuensi yang sesuai.

Antara laki-laki dan perempuan masing-masing memiliki daya tarik yang digerakkan oleh energi dari feromon. Senyawa kimia ini yang bertugas menstimulasi rasa ketertarikan antara dua orang berlainan jenis. Namun anehnya perasaan yang timbul tidak bisa dikendalikan sendiri oleh manusia karena ada energi yang menggerakkannya.  Dan perasaan itu tidak bisa dipaksakan serta ditolak keberadaannya.

Dan aliran energi tersebut hanya akan terhubung pada orang yang memiliki frekuensi selaras, meski tidak tahu kapan waktunya. Artinya terhubungnya energi cinta itu hanya pada orang tertentu dan pada waktu tertentu. Bukan karena pendekatan yang tekun dan lama, karena apabila tidak ada kecocokan jiwa (frekuensi yang selaras) maka cinta tidak akan pernah tercipta, meski ditunggu dalam hitungan tahun bahkan milenia.

Cara kerja feromon senyawa kimia Energi Metafisika Cinta

Energi Metafisika

Feromon bekerja layaknya inisiator atau pemicu dalam reaksi kimia. Selanjutnya berproses ketika ada dua orang berdekatan dan ada kontak fisik baik melalui tatapan mata atau berjabat tangan maka feromon yang kasat mata akan tercium oleh organ tubuh manusia yang paling sensitif yaitu vomerona salorgan (VNO). Yaitu organ dalam lobang hidung yang mempunyai kepekaan beribu-ribu kali lebih tinggi dari pada indra penciuman.

Kontak fisik yang dimaksud disini juga bisa dari aroma tubuh seseorang yang terdeteksi oleh vomerona salorgan. VNO ini terhubung dengan kelenjar hipotalamus pada bagian tengah otak melalui jaringan-jaringan syaraf.

Selanjutnya tanpa menunggu lama dalam  setiap sepersepuluh ribu detik (layaknya kecepatan cahaya) energinya akan diteruskan ke hipotalamus.  Sebuah kelenjar yang mengatur emosi dan perasaan manusia untuk secepatnya memberikan reaksi tanggapan. Maka  kemudian akan ada respon dari otak melalui perubahan psikologis tubuh manusia. Baik perubahan pada detak jantung, (jantung berdetak lebih kencang), nafas (beraturan atau  tidak beraturan), temperatur tubuh (panas dingin), dan juga nafsu. Termasuk juga adanya peningkatan pada kelenjar hormon, kelenjar keringat, dan berpengaruh juga pada produksi hormon testoteron (pada laki-laki) dan hormon estrogen (pada perempuan). 

Chemistry timbul karena reaksi energi dari feromon.

Energi Metafisika

Dengan bahasa yang mudah, chemistry itu bisa diartikan adanya rasa klik, nyambung, klop dan ada sebuah rasa ikatan yang kuat antara dua orang.  Biasanya chemistry itu dikaitkan dalam konteks suatu hubungan dengan pasangan atau orang terkasih. Yang terkadang bisa menggerakkan perasaan seseorang jatuh cinta atau memiliki ketertarikan mendalam meski hanya pada orang yang baru dikenalnya. Bahkan bisa jadi hanya karena mendengar suaranya, mengetahui hasil karyanya, atau membaca komentarnya. Aneh Ya……!

Baca juga: Mengungkap Rahasia Ilmu Metafisik Untuk Mengatasi Masalah Hidup Anda

Dari mana datangnya chemistry?

Energi Metafisika

Banyak orang bilang chemistry tidak datang secara tiba-tiba. Tetapi  melalui proses interaksi sebelumnya sehingga menumbuhkan perasaan cocok, nyambung dan sepaham. Dalam bahasa ilmiah hal yang berpengaruh pada chemistry adalah tingkat intelektual seseorang. Mengapa demikian? Dengan kesesuaian tingkat intelektual antar dua orang maka akan memudahkan dalam saling memahami satu sama lain, tidak perlu banyak penjelasan seolah-olah sudah tahu sama tahu dan saling memahami. Sekedar saling bertatapan mata sudah mewakili apa yang terpendam dalam hatinya. Sekedar bahasa tubuh sudah mampu memahami apa maksud pasangan.

Namun dalam kenyataannya ada pasangan yang hubungannya terasa hambar, karena tidak adanya chemistry. Itu berarti masing-masing mempunyai tingkat intelektual yang berbeda. Kalau masing-masing berada dalam tingkat intelektual berbeda, supaya muncul chemistry itu harus diupayakan. Salah satu pihak harus mengalah untuk mengikuti yang satunya atau membimbing yang satunya. Selama seseorang berpasangan dengan orang yang tingkat intelektualnya sama dengan dirinya, chemistry pasti ada, nyambung dan klik.

Dalam bahasa energi, pasangan yang tidak memiliki chemistry berarti mereka memiliki perbedaan frekuensi energi. Sehingga perlu penyesuaian energi, yang energinya lebih rendah harus ditingkatkan sehingga pasangan tersebut memiliki frekuensi yang selaras. Sehingga ikatan kasih sayang akan lebih kuat, saling bisa memahami satu sama lain dan bisa konsisten dalam mencapai tujuan hidup bersama.

Apakah Energi Metafisika pada chemistry cinta bisa diupayakan?

Energi Metafisika

 

Chemistry bisa muncul pada pasangan dengan sendirinya, namun dalam perjalanannya perlu pemeliharaan. Artinya perasaan cinta bisa berubah-ubah naik turun. Mengapa? Karena hormon feromon bisa bertahan pada diri seseorang  dan terhubung secara alami dalam frekuensi yang selaras selama 4 tahun. Selebihnya perlu pemeliharaan agar tetap terjaga chemistrynya. Artinya chemistry cinta bisa dijaga dan dipertahankan dan apabila memudar maka bisa diupayakan untuk menguat kembali.

Dalam beberapa kasus orang dengan frekuensi energi yang rendah akan mudah salah paham, cepat tersinggung, mudah terganggu emosinya, dan memiliki kepekaan rohani yang rendah. Sementara pasangan yang memiliki frekuensi energi tinggi atau selaras dengan kita, akan mudah memahami apa yang kita sampaikan meski dengan sedikit penjelasan, tidak mudah salah paham dan bisa berpikir sejalan.

Tingkat frekuensi energi seseorang merupakan sumber daya atau kemampuan untuk memahami, menyikapi dan menangani persoalan-persoalan hidup. Chemistry memang dipengaruhi besar oleh frekuensi energi & faktor lainnya. Frekuensi energi seseorang bisa dipengaruhi oleh pola asuh dan latar belakang keluarga juga kapasitas intelektual & spiritual. Dan dalam hubungan cinta, chemistry bisa diupayakan agar terjaga keberadaannya lama apalagi ketika sebuah hubungan sudah perada pada level pernikahan. Perlu penyesuaian dan penyelarasan energi.

Baca juga: 6 Pusaka Paling Ampuh Dalam Memikat Wanita

Cara meningkatkan frekuensi energi dan membangun chemistry cinta dengan pasangan

Energi Metafisika

Chemistry bisa dibangun karena adanya perasaan saling mengerti dan saling memahami satu sama lain. Sehingga Chemistry perlu dijaga keberadaannya dan dibangun sepanjang hidup dengan pasangan. Ketika dinamika hidup berubah, akan muncul berbagai persoalan, cobaan, ujian, hambatan, godaan dan juga masalah. Tak jarang bahasa komunikasi yang sama tidak mempan untuk persoalan hidup yang juga berubah. Artinya chemistry yang terbangun dari kedekatan jiwa dan ikatan kasih sayang dan cinta juga akan mengalami perubahan.

Efek terburuk dari perubahan ini adalah kerusakan hubungan dan ketidak harmonisan. Hal ini bisa terjadi karena rasa ketertarikan yang memudar atau melemahnya ikatan kasih sayang akibat produksi hormon cinta atau senyawa feromon juga bisa berkurang dan tidak berlangsung terus menerus. Untuk itu kita harus mengupayakannya dengan menyelaraskan frekuensi energi dengan pasangan.

Dalam hal ini Anda memerlukan proses penyesuaian dan penyelarasan energi atau (Bioenergi Brain Adjustment). Proses ini bisa Anda dapatkan dengan mengikuti Program GIM Bioenergi.

Melalui GIM Bioenergi Anda dapat mengetahui berbagai rahasia energi metafisika bahkan pemanfaatan energi metafisika untuk solusi masalah hidup. 

GIM (Gemblengan Ilmu Metafisik) merupakan program pelatihan yang akan memberikan Anda ilmu pengetahuan berkaitan dengan energi metafisika. Tidak hanya untuk solusi masalah cinta atau jodoh bahkan untuk solusi masalah hidup lainnya. Dapatkan solusi masalah jodoh dan masalah hidup lainnyadengan cara- cara berbeda dan dengan memanfaatkan energi metafisik dengan mengikuti pelatihan GIM Bioenergi.

Energi Metafisika Sebagai Cara Mengatasi Masalah Jodoh - gemblenganilmumetafisik.com

Artikel menarik lainnya:

 

You may also like